Kamis, 20 September 2012

Ekspedisi Lombok Selatan, Sisi Lain Jerowaru Part-1 (Misteri Gili Linus)

Haloo balik lagi nih setelah sekian lama ni blog gak terurus, heuheuheu. Ok sob kali ini mau bercerita tentang ekspedisi di hari Senin tgl 17 September kemarin ke daerah Jerowaru. Ekspedisi tersebut kami beri nama Ekepsedisi Lombok Selatan (EkspedisiLS), lumayan serem juga sih namanya. Hahahayy.. 
Hari senin kmaren saya berdua ama sohib karib saya Didik Firmansyah Yamin berangkat sekitar jam 9 pagi dari Setungkep, Keruak (rumahnya Didik). Perjalanan pertama menuju Batu Nampar. Ya, ni daerah bikin penasaran aja setelah lama diperbincangkan di socmed, bukan karena Batu Nampar ini daerah penghasil Tembakau, tapi katanya Batu nampar ini menyuguhkan pantai-pantai yang eksotis, hmmmm semakin penasaran aja. 


Setelah sampai di Batu Nampar, kami mampir ke rumahnya mbak Eli temennya kuliahnya Didik di IKIP Mataram. Ketemu mbak Eli bukannya nyari pasangan cewek buat ngetrip lho, melainkan mbak Eli ini jadi guide kita selama di Batu Nampar.. xixixixi. Di rumahnya mbak Eli, kami diceritakan tentang kehidupan petani tembakau di Jerowaru oleh bapaknya. Ternyata petani tembakau tahun ini nasibnya terlunta-lunta gara-gara harga tembakau dibeli murah oleh perusahaan. Selain itu, mereka yang menjadi petani tembakau harus-kudu-wajib menyekolahkan anak mereka sampai ke perguruan tinggi, beueuh salut! Pantas aja di rumahnya mbak Eli ada beberapa foto wisuda kakak-kakaknya. Eh btw, Batu Nampar ini termasuk desa pesisir pantai di Jerowaru.

Sekitar jam 11 siang, akhirnya jalan berempat (Saya, Didik, Mbak Eli dan Sepupunya mbak Eli, Inul) memulai ke destinasi yang pertama yaitu Gili Linus. Hmmm aneh juga namanya, LINUS! Saya malah jadi teringat ama Olympus, Erectus dan tus-tus lainnya hahahaha, dan yang parahnya juga si Didik malah teringat ama LINUX, phew! 

Sob, setelah sampai di Batu Nampar, kami bertamu dulu nih di keluarganya mbak Eli yang kebetulan juga tu keluarganya mbak Eli bakalan nganterin kami nyeberang ke Gili Linus. Setelah 15 menit ngobrol-ngobrol ama Tuaq (paman) nya Eli, kami pun berangkat ke Gili Linus. Tampak dari kejauhan Gili Linus seperti bukit yang muncul di tengah laut, makin bikin penasaran aja. Sekitar 10 menit nyeberang akhirnya nyampe juga di Gili Linus. Yak! Bau menyengat kuburan tercium dari dermaganya, saya curiga kalau ni Gili Cuma kuburan doang. Eli dan Inul ceritanya gak mau naik nih sob (Gilinya tinggi, mirip bukit), tapi saya paksa terus. Apa gunanya nyeberang kalau alamnya Linus gak dinikmati. Akhirnya kami berempat muncak, sementara si Tuaq nunggu di dermaga.

Sedikit review Gili Linus nih sob: 
 
  • Gili Linus merupakan tumpukan bebatuan yang indah, berbentuk kubus dan persegi panjang. Batu-batu tersebut seperti bekas pahatan/buatan manusia, karena hampir semua batu yang ada di Linus mirip. Batu-batu yang menumpuk dan tersusun rapi ini mungkin sudah berusia ratusan sampe ribuan tahun, karena disela-sela batu yang menumpuk ini  ditumbuhi pohon-pohon besar. 
  • Diameter Gili Linus kira-kira 100m2, dikira-kira aja ya berapa luasnya.. haha
  • Setelah sampai di atas (puncak Gili) ada kuburan tetua (orang zaman dahulu) Jerowaru. Ada 2 buah kubur, yang satunya lebar dan besar, satunya lagi kecil. Di kuburan tersebut ada bekas kepala kambing dan wadah menyan. Kuburan tersebut dipastikan tempat ritual masyarakat setempat.
  • Gili Linus ramai dikunjungi masyarakat sekitar kalau ada upacara adat Sasak dan keagamaan serta pada acara Tahun baru. Beuueehhh
  •  Di sisi bagian timur Gili Linus, kata si Tuaq ada batu unik berbentuk kursi. Tapi sayang, gak bisa ambil gambarnya, soalnya tertutup ama semak-semak dan gak ada akses kesana.
  • Gili Linus sudah masuk daftar pulau-pulau kecil yang dilindungi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur. Ada plangnya kok sob, tuh.. heuheu
  • Tarif penyebrangan ke Gili ini Cuma Rp.5000 per/orang menggunakan sampan kecil aja sih, muat untuk 5 orang + nahkodanya.

Selain itu ada beberapa cerita mitos yang memang orang-orang Jerowaru masih percaya ama hal-hal begituan. Eh tapi kalau saya sih percaya juga, ckckck.
Ini nih beberapa mitos Gili Linus yang diceritakan oleh si Tuaq, kebetulan si Tuaq kemaren itu sempat juga berkomunikasi ama penunggu Gili Itu, merinding coy. Hiiii… berikut mitosnya:

  • Gili Linus terbentuk dari 3 batu mulia yang dihadiahkan oleh kerajaan Dompu ke kerajaan Sasak di Jerowaru. Batu mulia ini salah satunya sampai sekarang keberadaanya masih misteri, sementara 2 batu mulia yang lainnya masing-masing dipegang oleh penunggu Gili Linus (jin) dan manusia biasa (ternyata manusia biasanya si Tuaq).
  • Dulunya Gili Linus adalah benteng pertahanan kerajaan Sasak. Tapi nama kerajaannya gak disebutin ama si Tuaq.
  • Saat ini Gili Linus dikuasai oleh 3 suku, yaitu Suku Sasak yang mendapat  bagian di sisi puncak, utara dan barat. Suku Tionghoa mendapat bagian di sisi sebelah timur dan Suku Bugis di bagian Selatan. Bagian puncak dan Barat yg dikuasai Suku Sasak tersebut diamanatkan ke Jin penunggu (sebelah utara) dan Tuan Guru Sibawaihi di bagian puncak dan bagian barat.
  • Sisi bagian puncak Gili Linus diperebutkan oleh dua Tuan Guru terkenal (gak mau disebutin namanya).
  • Jangan sekali-kali berbuat maksiat di Gili Linus kalau anda membawa pasangan lawan jenis. Dipastikan bakalan diusik ama penunggunya.
  • Jangan membawa pulang benda apapun dari Gili Linus, setiap benda ada penjaganya. Apabila ada yang terbawa sampai rumah, dipastikan akan ditagih ama penunggunya.. beueehhh.
  • Di sisi bagian selatan, ada pantai mini, disana biasanya pemuda-pemuda setempat sering mengadakan ritual pesugihan. Pantainya yang di foto ini nih sob.
  • Di puncak (deket kuburan) ada mata air, tapi jarang ada yang bisa melihatnya. Apabila anda bisa melihat mata air tersebut, segera buat ritual khusus, katanya rejeki bakalan melimpah.
  • Di Gili Linus tidak boleh berdiri satu bangunan apapun itu. Katanya sih biar gak ada yang berbuat maksiat. hmmm

Nah itu sedikit review Gili Linus, akhirnya setelah 1 jam di Gili Linus kami balik ke dermaga. Baliknyapun unik sob, kami harus mengelilingi gili tersebut, satu kali aja cukup, kenapa ya? Kalau menurut saya sih biar bisa ngeliat semua sisi Gili Linus dari lautan.. hihihihi.

 beberapa koleksi foto Gili Linus nih sob, Cekidot:


Oh ya, sebenarnya sih kalau dibandingin ama Gili Trawangn, Meno, Air, Nanggu ataupun Kondo, Gili Linus tidak ada something special nya. Kalo menurut saya sih disini cuma bisa wisata religi atau wisata yang berhubungan dengan yang gaib-gaib. Heuuuu.. tapi jangan salah, di atas puncak Gili Linus kita bisa menikmati view indah pantai-pantai di sekitar, seperti Pantai Ekas, Pantai Surga, Pantai Batu Nampar, dan Pantai Gerupuk.


Sampannya Parkir disini nih. Snorkling disini kayaknya asyik yak!? :D

kurang lebih akses jalan di Gili Linus kayak foto di atas ini nih sob.

bebatuan mulu, ajib dan ajaib!

naiiiik.. naiikk ke puncak Linus :p

jagoan narsis dulu coy! :p

Didik juga narsis.. aiiihh

Gili Linus dari kejauhan

Sob, Rute menuju Batu Nampar gampang banget. Pertigaan kantor desa Sukaraja (kalo dari arah Praya) ke kanan, lurus, nanti ketemu pertigaan belok kiri, lurus lagi ketemu pertigaan ambil kanan. Terus aja ikuti jalan yang beraspal (aspalnya sudah bagus) ketemu pasar, ada perempatan belok kiri. Lurus sampai nanti ketemu Tambak Garam, ikuti jalan dan sampailah di dermaga Batu Nampar. Kalau mau nyebrang langsung aja tanya-tanya ama nelayan setempat.


to be continued...

Tidak ada komentar: